Faktababel.id, NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis laporan perkembangan bencana alam di Indonesia. Data ini mencakup periode 27–28 September 2025. Sejumlah peristiwa melanda, mulai dari banjir, cuaca ekstrem, hingga gempabumi.
Banjir Parigi Moutong menjadi salah satu sorotan utama dalam laporan ini. Hujan deras mengguyur Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (27/9) pukul 11.23 WITA. Kondisi ini menyebabkan saluran drainase meluap. Kawasan pemukiman pun terendam.
Wilayah terdampak adalah Kelurahan Masigi, Bantaya, dan Kampal di Kecamatan Parigi. Desa Ogoalas di Kecamatan Tinombo juga terkena dampaknya. Total 51 kepala keluarga (KK) terdampak bencana ini.
Saat ini, banjir di Kecamatan Parigi sudah surut. Warga mulai membersihkan rumah mereka. Namun, genangan di Kecamatan Tinombo masih bertahan. Bahkan, genangan ini memutus satu unit jembatan penghubung antar desa.
Waspada Cuaca Ekstrem dan Kerusakan di Sejumlah Daerah
Cuaca ekstrem juga dilaporkan terjadi di wilayah lain. Di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, hujan lebat disertai angin kencang melanda pada Sabtu (27/9). Bencana ini merusak sejumlah rumah di Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara.
Dampaknya, 34 jiwa terdampak dan 11 unit rumah mengalami kerusakan. Satu akses jalan juga terganggu. BPBD Kota Samarinda dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) segera turun tangan. Mereka melakukan asesmen dan penanganan darurat.
Sehari sebelumnya, Jumat (26/9), cuaca serupa melanda Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Angin kencang menghancurkan 19 rumah di Kecamatan Patumbak. Empat rumah lain rusak di Kecamatan Biru-biru. Akibatnya, 22 kepala keluarga terdampak. Dua orang terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka. BPBD dan aparat kecamatan telah mendistribusikan bantuan darurat seperti sembako. Beberapa warga sudah mulai memperbaiki atap rumah yang rusak.
Gempa Bumi dan Penanganan Pascabencana
Selain bencana hidrometeorologi, aktivitas gempabumi juga tercatat. Pada Jumat (26/9), guncangan Magnitudo 4,5 mengguncang Kabupaten Tanggamus, Lampung. Pusat gempa berada 19 kilometer barat laut Tanggamus pada kedalaman 5 km.
Guncangan dirasakan cukup kuat di Kecamatan Semaka dan Wonosobo. Total 14 kepala keluarga terdampak. Satu rumah mengalami kerusakan kategori berat, dan 13 rumah kategori ringan. BPBD setempat langsung berkoordinasi untuk melakukan kaji cepat.
Pembaruan Data Pascagempa Banyuwangi
Laporan bencana BNPB juga menyajikan pembaruan data pascagempa Magnitudo 5,7. Gempa ini mengguncang Banyuwangi, Situbondo, hingga Bali pada Kamis (25/9). Total 550 jiwa tercatat terdampak. Tidak ada korban jiwa maupun luka yang dilaporkan. Namun, sebagian warga yang rumahnya rusak mengungsi ke kediaman keluarga.
Tim BNPB di bawah pimpinan Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Agus Riyanto telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Situbondo dan pemerintah daerah pada Sabtu (27/9). Situasi kini terpantau kondusif. Puskesmas siaga 24 jam. Dapur umum juga akan beroperasi tiga hari ke depan.
Hasil asesmen menunjukkan:
- Rumah Rusak Berat: 56 unit
- Rumah Rusak Sedang: 20 unit
- Rumah Rusak Ringan: 61 unit
- Total Rumah Rusak: 137 unit
Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menyalurkan bantuan perbaikan berupa material bangunan. BNPB mendistribusikan dukungan darurat. Bantuan itu meliputi 50 unit tenda keluarga, 1 tenda pengungsi, 200 paket sembako, 100 matras, 100 selimut, dan 100 terpal.
BNPB terus mengingatkan masyarakat. Mereka harus tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Terutama pada masa peralihan musim. Waspada juga terhadap kemungkinan gempabumi yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Masyarakat diimbau menyiapkan tas siaga bencana. Mereka juga harus terus memperbarui informasi resmi dari BNPB, BPBD, maupun BMKG.
(*Drw)