Faktababel.id, NASIONAL – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, secara resmi membuka Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF 2025) di UGM. Festival film Asia terbesar di Indonesia ini telah memasuki tahun ke-20 penyelenggaraannya dengan mengusung tema ‘Transfiguration’. Tema ini, menurut Fadli, merefleksikan semangat transformasi, inovasi, dan kedewasaan ekosistem sinema di Asia, termasuk Indonesia.
JAFF 2025 akan diselenggarakan selama delapan hari, dari 29 November hingga 6 Desember 2025, dan akan menyajikan 227 film dari 43 negara.
Peran Sinema Sebagai Kompas Peradaban
Fadli Zon menegaskan pentingnya peran sinema dalam menggambarkan keberagaman budaya Indonesia sebagai negara megadiversity serta mendokumentasikan memori kolektif bangsa. Sinema, menurutnya, harus tetap menjadi kompas peradaban di tengah percepatan teknologi dan globalisasi.
Kemenbud berkomitmen untuk mendukung industri film nasional, termasuk melalui upaya Pengarsipan Film Nasional. Fadli menekankan bahwa arsip film adalah bagian dari kekayaan budaya bangsa yang perlu dikelola dengan serius. Kemenbud telah memulai program restorasi film-film lama dan berencana membangun sistem pengarsipan nasional yang terpadu, termasuk mewujudkan museum film yang representatif.
Pertumbuhan Ekosistem Film Indonesia yang Pesat
Data menunjukkan ekosistem film Indonesia sedang berada di puncak pertumbuhan. Sepanjang 2025, Indonesia mencatatkan produksi 150 film dengan 144 tayang di bioskop, didukung oleh 458 bioskop dan 2.258 layar. Hingga November 2025, jumlah penonton film Indonesia telah melampaui 75 juta, menguasai sekitar 70% pangsa pasar nasional.
Selain itu, Festival Founder JAFF, Garin Nugroho, menyoroti bagaimana JAFF telah berhasil bertransformasi menjadi ruang yang melahirkan sumber daya manusia baru dalam bidang teknis dan organisasi film, serta memfasilitasi transfer pengetahuan mengenai peta ekosistem film Asia.
(*Drw)













