Faktababel.id, NASIONAL – Harga emas dunia anjlok ke level terendah dalam tiga pekan terakhir pada perdagangan Selasa (28/10/2025) waktu AS, atau Rabu (29/10/2025) pagi WIB. Pelemahan ini dipicu oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sentimen positif ini secara langsung mengurangi permintaan terhadap logam mulia sebagai aset lindung nilai (safe-haven).
Sentimen positif dari kemajuan perundingan dagang kedua negara raksasa ekonomi itu memicu optimisme di pasar global. Investor mulai beralih dari aset aman ke aset yang lebih berisiko. Dikutip dari Reuters, Harga Emas Dunia Anjlok di pasar spot tercatat turun 0,4 persen, menjadi $3.964,35 per ons. Meredanya friksi dagang ini bahkan mendorong indeks utama Wall Street dibuka pada rekor tertinggi baru.
Fokus Beralih ke Suku Bunga The Fed
Meredanya ketidakpastian geopolitik dan perdagangan global menjadi sentimen negatif langsung bagi harga emas. Harga emas sebelumnya sempat melonjak tajam saat ketegangan mencapai puncaknya. Investor kini mengalihkan fokus dari kebutuhan safe-haven ke kebijakan moneter AS.
Pasar kini menanti keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan pekan ini. Secara luas, bank sentral AS tersebut diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuan. Pemotongan suku bunga diproyeksikan sebesar 25 basis poin. Keputusan The Fed ini dapat memengaruhi pergerakan dolar AS dan harga emas selanjutnya. Pemangkasan suku bunga cenderung melemahkan dolar, yang secara tradisional dapat mendukung harga emas.
Proyeksi Harga Emas ke Depan Masih Terbelah
Meskipun saat ini Harga Emas Dunia Anjlok, Prospek Harga Emas ke depan masih memunculkan pandangan yang beragam di kalangan analis. Beberapa pihak masih memandang positif prospek jangka panjang logam mulia.
London Bullion Market Association (LBMA), misalnya, memproyeksikan harga emas masih memiliki potensi besar. LBMA memprediksi harga emas dapat menembus $4.980 per ons dalam 12 bulan mendatang.
Namun, institusi keuangan besar seperti Citi dan Bank of America (BofA) justru memperingatkan adanya potensi koreksi lebih lanjut. Keduanya memprediksi Prospek Harga Emas dapat melemah mendekati level $3.800 per ons untuk kuartal keempat tahun ini. Sementara itu, di pasar logam mulia lain, harga perak terpantau menguat, platinum stabil, dan paladium melemah tipis. Perbedaan proyeksi ini menunjukkan tingginya ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar komoditas global.
(*Drw)













