Laporan Bencana BNPB 5 Oktober: Angin Kencang Bogor hingga Banjir di Kalimantan Timur

Laporan Bencana BNPB, Bencana Hidrometeorologi, Angin Kencang Bogor, Banjir Paser, Karhutla, BNPB terkini
Kebakaran hutan dan lahan melanda Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/10/2025). Api berhasil dipadamkan pada Sabtu (4/10/2025)/Dok. BPBD Kabupaten Pinrang.

Faktababel.id, NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan serangkaian kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia sepanjang Sabtu (4/10/2025) hingga Minggu (5/10/2025) pagi. Data yang dihimpun menunjukkan bahwa Bencana Hidrometeorologi seperti hujan deras, angin kencang, dan banjir masih mendominasi insiden yang terjadi di sejumlah daerah.

Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan kerusakan pada belasan rumah warga. Peristiwa serupa juga terjadi di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan. Menanggapi serangkaian kejadian ini, BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Warga juga diharap turut berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan sederhana.

Kerusakan Akibat Angin Kencang di Bogor

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu wilayah yang dilanda kerusakan akibat angin kencang dan hujan lebat.

  • Kecamatan Tamansari: Hujan lebat disertai angin kencang pada Sabtu (4/10/2025) sore merusak belasan rumah warga di Desa Sukamantri.
    • Data Kerusakan: Satu rumah mengalami kerusakan sedang dan sebelas rumah lainnya rusak ringan.
    • Dampak: Sebanyak 13 kepala keluarga atau 54 jiwa terdampak.
    • Tindakan: Warga dibantu relawan langsung bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak.
  • Kecamatan Ciseeng: Peristiwa serupa terjadi di Desa Putat Nutug pada waktu yang hampir bersamaan.
    • Data Kerusakan: Sembilan rumah dilaporkan rusak ringan.
    • Dampak: Sebanyak 9 kepala keluarga atau 40 jiwa terdampak.
    • Tindakan: Petugas BPBD dan warga membersihkan material pohon tumbang yang menutup akses jalan. Jaringan listrik sempat padam selama proses evakuasi.

Banjir dan Karhutla di Sejumlah Provinsi

Selain Bogor, Laporan Bencana BNPB juga mencakup insiden banjir di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sulawesi Selatan.

  1. Banjir di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur: Genangan air terjadi pada Sabtu (4/10/2025) pagi, melanda beberapa desa di Kecamatan Batu Sopang. Bencana ini berdampak pada 119 kepala keluarga. Namun, air di sejumlah titik seperti Desa Kasungai, Batu Kajang, dan Legai telah surut pada siang hari.
  2. Banjir di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan: Banjir yang terjadi sejak Kamis (2/10) kini berangsur surut.
    • Dampak: Tiga desa dan tujuh kelurahan di sebelas kecamatan terdampak. Total 403 kepala keluarga atau 1.492 jiwa terdampak.
    • Kerusakan: Sebanyak 343 rumah terendam dan lima rumah mengalami kerusakan ringan. Hingga Sabtu (4/10/2025), satu rumah di Kelurahan Sukaraya masih tergenang air setinggi sekitar 20 sentimeter.
  3. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan: Karhutla terjadi pada Jumat (3/10/2025) malam. Kebakaran melanda lahan seluas tiga hektare di Kelurahan Tellumpanua, Kecamatan Suppa. Api berhasil dipadamkan oleh tim gabungan pada Sabtu (4/10/2025) setelah berupaya selama beberapa jam.

Imbauan Kesiapsiagaan dari BNPB

Menanggapi serangkaian bencana, BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi Bencana Hidrometeorologi di tengah musim hujan. Masyarakat juga diharap waspada.

BNPB menyampaikan imbauan melalui keterangan resminya, Minggu (5/10), sebagai berikut:

  • Warga diharapkan berpartisipasi melalui kegiatan pencegahan. Contohnya adalah membersihkan saluran air, memangkas ranting pohon rawan tumbang, serta memantau peringatan dini cuaca dari BMKG.
  • “Pemerintah daerah juga perlu melakukan pengecekan terhadap infrastruktur pengendali banjir seperti tanggul dan bendungan, agar siap menghadapi potensi peningkatan curah hujan,” kata BNPB.

Selain Bencana Hidrometeorologi, BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa bumi dan erupsi gunung api. Kondisi geologi Indonesia memang dikenal kompleks.

(*Drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *